Berita
yang berjubel di halaman koran Radar Lombok seperti melongokkan kepalanya
menawarkan diri untuk dibaca.Biasa aku akan melahap semuanya. Kalau tidak orang
lain akan merebut kesempatan itu untuk membacanya.Maklumlah koran
keroyokan.Satu untuk semua.
.Berita bayi yang dibuang orang tuanya cukup menyedihkan sekaligus menyenangkan
karena masih ada harapan. si bayi masih hidup.Presiden datang ke NTB
hadiri puncak perayaan Hari Koperasi,Gubernur tagih perpanjangan Runway BIL,
protes mahasiswa ,kades Sambelia dapat BLSM menarik semua. Semua memberi
harapan masa depan sebagaimana harapan hidup terus bayi di atas.
Ketika mengamati gambar Hari terasa berbagai pikiran dan perasaan bergejolak,
berbaur berputar-putar menendang menempeleng semua orang yang ada. Yang dekat
atau jauh dengannya. Yang kenal atau tidak mau kenal dengan penderitaannya.
Para pejabat yang merasa iba dalam hatinya atau yang merasa malu punya rakyat
seperti dia. Orang kaya di dalam mobil mewah yang pernah memberi uang padanya
atau orang setengah kaya yang merasa sok kaya dengan sikap cuek bebek
saat melihatnya.Tukang ojek yang mengenalnya yang mau mengantarnya dengan
memberi tenggang waktu pembayaran ongkos padanya atau yang ikhlas mengantar
walau hanya sekali saja.Satpol PP yang merazianya berkali-kali. Yang merasa
jengkel karena mememukan orang yang sama dalam setiap razia.Atau yang kasihan
karena dia membayangkan bagaimana kalau orang malang ini adalah anaknya. Para
dokter perawat dan rumah sakit yang ahli penyakit kulit.Wartawan yang meliput
beritanya sampai bersambung-sambung.Dan tentu masih banyak lagi apalagi kalau
kita mau memperbanyaknya.
Lihatlah ia berdiri tegar.Tak membungkuk-bungkuk dengan tatapan
mantap,pasti dihadapan orang-orang berseragam yang biasanya rakyat kecil
apalagi pengemis ciut nyali walau hanya untuk berdiri.Dengan pakaian bergambar
seorang tokoh dia bangga atau sangat mungkin ia pasti mengidolakannya.
Memilihnya saat pilkada kemarin. Menaruh harapan padanya.Aku teringat seorang
bocah yang selamat dalam tragedi tsunami di Aceh. Anak itu menggunakan kostum
kesebelasan tim tertentu dari negara tertentu.Anak itu diundang ke
negaranya menjadi tamu kehormatan tim sepakbola itu.Tentunya dengan naik
pesawat terbang.Mereka sangat respek akan keselamatan bocah itu yang kebetulan
mengenakan kostum simbol timnya. .Padahal jaraknya sangat jauh.Adakah
yang menaruh sedikit perhatian pada Hari dengan hanya mengundang
buka puasa? Jaraknya kan sangat dekat.Dekat sekali.Ada di degup jantung setiap
orang.
Di bulan Puasa sebulan penuh kita
berlatih merasakan susahnya orang miskin. Kadang mejan (tidak makan -Sasak) berhari-hari baru makan
sekali. Mejan lagi.Itu dijalani bertahun-tahun.Bahkan ada yang seumur
hidup dan diwariskan kepada anak cucunya.Mereka tak banyak protes dan menuntut
perhatian dari orang lain.Kalau ada yang ngemis untuk sekedar memenuhi hasrat
merasakan manisnya bulir nasi. Ah terlalu naif bila kita terus memburu mereka
seperti babi hutan perusak lahan. Atau seperti kecoak yang tak kita sukai tanpa
sebab yang bisa dipertanggungjawabkan.
Saat hidup ini memang kita sedang menentukan dan memilih siapakah yang dapat membantu kita
nanti di hari hisab. Orang-orang miskin akan diberi kesempatan oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa mengulurkan tangannya mengangkat orang kaya dari penderitaannya. Siapa
mereka? Dialah orang kaya yang telah mengulurkan tangannya kepeda orang miskin
sekarang ini.Bagaimana keadaan yang memburunya?
Wallahua’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar