Umaat Islam di
seluruh dunia menyambut bulan puasa dengan penuh kegembiraan.Padahal pada bulan
ini tidak boleh makan, minum dan lainnya yang bisa membatalkan puasa. Malam
hari tadarusan Al Qur’an sampai tengah malam setelah solat tarawiih. Yang kaya menanti bulan ramadhan untuk
menyantuni fakir miskin.Yang miskin
berjubel antri menukar kupon yang
didapat dengan bingkisan yang telah disiapkan panitia. Bahkan sejak beberapa
tahun yang lalu ada yang saling injak sampai jatuh korban.
Ada juga yang
sibuk menyiapkan bahan panganan untuk dijual.Ada pula yang jauh hari telah menyiapkan
produksii petasan secara besar-besaran. Bayangkan berapa Ton yang
didistribusikan ke seluruh Indonesia Walaupun mengganggu tetap saja
diproduksi dan sulit ditertibkan.
Penyebabnya hanya satu karena menguntungkan. Tentu hanya menguntungkan penjual
bukan pemakai apalagi masyarakat.Biasanya kalau ada yang membakar mercon dekat
masjid akan dikejar Pak RT atau Pak
Kadus barulah suara mercon hilang
sementara saat tarawih.
Ada juga kesibukan baru bagi para guru di bulan puasa
ini.Mereka harus mengumpulkan berkas seluruh STTB yang dimiliki
sebagai data Dapodik yang berbasis
online. Legalisir ke sekolah yang kadang sudah ditutup tidak beroperasi
lagi. Susahnya ada yang STTB nya sudah hilang
dan harus diurus pulang ke luar daerah di daerah asal yang jauh. Sampai
masuk selesai lebaranpun belum kembali.
Penyebabnya karena urusan belum selesai.Sedikit yang merencanakan iktikaf dibagian sepuluh hari terakhir.
Saat tiba Hari Raya rasa sahdu terusik pertikaian.Mestinya kesempatan ini untuk saling maaf memaafkan. Malah sebaliknya banyak keributan.Dulu saya melihat ada keributan yang diberitakan mass media jauh tempatnya. Kita merasa aman.Masyarakat kita selalu ramah dan rukun. Sekarang perkelahian antar desa terjadi di desa sendiri. Beruntunglah saya tahu setelah empat malam kedua desa saling serang. Wah ternyata selesai bulan puasa sibuk saling ancam.