Segala sesuatu yang berkaitan dengan angka 13
dipercaya banyak orang mengandung kesialan.Banyak orang termakan dengan tahayul
ini.Dalam arsenda.wordpress.com ditemukan asal-muasal paham sial
ini. Angka sial ini berkembang dari pengetahuan kuno Kabbalah yaitu ajaran
mistis kuno yang dirapalkan oleh dewa penyihir tertinggi rezim Fir’aun. Mistis
ini diteruskan oleh para penyihir, pesulap,peramal,paranormal. Sekarang telah menjadi trend baru di kalangan selebritis
dunia. Kaum Kabbalis sangat mengagungkan angka 13 .angka ini dipakai dalam
ritual setan mereka.Itulah sebabnya angka 13 dianggap sebagai angka sial karena
menjadi bagian utama dari ritual setan.
Berbeda dengan gaji 13 bagi para
pegawai negri.Yang satu ini tidak pernah dihindari.Lebih banyak pegawai
menghitung bulan kapan tibanya.Ternyata kedatangannya amat dinantikan. Bahkan mungkin saja lebih diharap
tibanya melebihi “mampirnya” kakak kelasnya 1 sampai 12.Penyebabnya pasti bisa
ditebak: bodinya lebih gemuk dan jangkung alias penuh tanpa potongan bank.Banyak tersimpan harapan dalam diri “si bungsu” ini.Dengan gaji 13
hutang yang sudah lama di tetangga bisa
impas.Dengan gaji 13 biaya sekolah anak yang terasa berat bisa dilibas.Karena
diberikan di Bulan Puasa bisa juga meringankan beban belanja di bulan yang
mestinya menahan nafsu ini. Termasuk nafsu berbelanja.
Pemberian gaji 13 bagi pegawai negri ini diberikan berbarengan
dengan kenaikan BBM di negeri ini. Harga-garga semakin tinggi.Sulit
terjangkau,terkejar masyarakat negri ini.Pegawai negri memang bisa tersenyum manis tapi masyarakat
kecil menyimpan tangis dan meringis.Memang sangat ironis. Mungkinkah suatu saat suatu
masyarakat generasi baru muncul menggugat gaji 13 karena alasan gaji buta alias
tidak kerja? Atau mengajukan uji materi dasar hukumnya ke mahkamah konstitusi dan terkabul?Semua
bisa terjadi bila untuk menyelamatkan negeri ini dan membela masyarakat yang
semakin banyak saja yang menjadi miskin dan menjadi pengemis.Bila tiba zaman
ini gaji 13 hanya tinggal kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar