Kurikulum K 13 sudah diterapkan di negeri Sembalun ini sejak
awal tahun ajaran baru sampai sekarang. Selama empat bulan guru dan siswa
melaksanakan suatu yang baru. Khusus bagi guru tergolong menjadi
dua yaitu ada guru yang sudah mendapatkan pelatihan dan yang
kedua ada guru yang sama sekali belum mencium bau pelatihan. Dalam
tataran pelaksanaan di sekolah semua guru harus melaksanakan
dengan segala keluh-kesah dan rasa berat hati.
Sebagian guru yang belum mengenal "bau" K 13
merasa berat melaksanakannya. Masalahnya bagaimana menerapkan sesuatu
yang belum diketahui. Ini ibarat membuat sesuatu yang tidak kita
ketahui bentuknya. Ini namanya susah bin susah. Apa boleh buat
perintah sang datu (atasan) harus dilaksanakan. Apapun yang terjadi.
Orang Sasak mengatakan "Sejari-jari beras bekerem"
(lakukanlah apa yang bisa dilaksanakan, kira -kira begitulah terjemahan
bebasnya).
Guru lain ada yang tampak santai tidak terbebani oleh K 13. Jika
diperintah melaksanakan sesuatu lakukan saja. yang menyuruhlah yang bertanggung
jawab terhadap hasilnya. Jangan takut tidak bisa melaksanakan
dengan baik. Guru pasti bisa melaksanakannya. Semua perubahan pasti
dalam bingkai kapasitas kemampuan guru. Ikuti saja kemana air
mengalir. Sampaikan saja apa adanya. kalau disuruh menyampaikan
materi dalam fotokopian sampaikan jangan cari materi yang lain. (Buku
belum datang , kepala Sekolah diinstruksikan memotokopi sampai halaman 16 saja.
Jangan lebih. Halaman berikutnya akan datang dalam bentuk buku siswa yang
asli. Begitu informasi dari pihak yang berkompeten ). Beres kan
?. Jangan dipikir terlalu sulit. Sampaikan yang mudah
tinggalkan yang sulit. jangan terlalu repot dengan K 13.
Berselang 4 bulan (kurang lebihlah)
menjalankan K 13 dilaksanakan pendampingan inservis 1
di kota Hortipark sembalun. Tampak guru cemas . Ada informasi awal
yang berkembang (entah asal usulnya dari mana) bahwa K13 ini sangat membebani
guru terutama dalam penilaian. Ada empat jenis penilaian untuk setiap
siswa. Keempat penilaian itu meliputi sikap (sosial, spiritual), pengetahuan,
keterampilan. Bagaimana sibuknya seorang guru? Memang tanpa disadari
semua manusia tidak banyak mau menanggung beban. Yang namanya beban pasti
beratlah. kalau ringan bukan beban. (Pelungguh pasti lebih paham itu).
Ada yang menghadapi dengan penuh harap seperti seorang ibu yang
menanti anak yang akan datang dari rantau. Berharap ada banyak hadiah
yang dibawa. Sekian banyak harapan untuk lebih baik. Lebih bermartabat di
antara semakin samarnya arah dan wajah pendidikan di negeri ini.
Ia melaksanakan tanpa beban ini.dengarlah agar pengetahuan kita
berkembang mari dibahas jangan hanya dipandang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar